GAYA MEDAN.COM– Isu santet kembali memicu tragedi berdarah di Kabupaten Tapanuli Tengah. Seorang pria berinisial R.P. (53) meregang nyawa setelah dihajar puluhan orang di Dusun III, Desa Bungo Tanjung, Kecamatan Barus, Selasa (23/9/2025) subuh.
Kapolres Tapanuli Tengah, AKBP Wahyu Endrajaya, melalui Kapolsek Barus, Iptu Mulia Riadi, menegaskan korban diserang secara brutal sejak rumahnya digempur massa.
“Rumah korban dilempari batu lebih dari 20 kali. Begitu pintu dibuka, korban langsung diseret ke belakang rumah dan dipukuli kayu,” ungkap Iptu Mulia.
Tidak berhenti di situ, korban yang sudah babak belur kembali diseret ke areal persawahan. “Di sana, lebih dari 20 orang terus memukuli korban dan melempari dengan batu sampai tewas,” tambahnya.
Polisi yang tiba di lokasi menemukan jasad korban penuh luka lebam dan berdarah. Barang bukti berupa lima batu, dua potong bambu, seutas tali, dan pakaian korban turut diamankan.
Keluarga korban menolak autopsi dan hanya mengizinkan visum di Puskesmas Barus. Dari hasil penyelidikan dan keterangan saksi kunci, polisi berhasil menangkap satu pelaku berinisial A.W.S. (25), warga setempat.
“Pelaku sudah kami amankan di Polres Tapteng. Penyelidikan terus dikembangkan untuk memburu pelaku lain,” tegas Iptu Mulia.
Polisi menjerat pelaku dengan pasal berlapis: Pasal 340 KUHP , Pasal 338 KUHP, Pasal 170 KUHP dan Pasal 351 Ayat 3 KUHP. Ancaman hukumannya seumur hidup hingga hukuman mati.
Tak lama setelah penangkapan, sekelompok warga sempat mendatangi Polsek Barus menuntut agar pelaku dibebaskan. Namun, aparat berhasil meredam situasi dan mengembalikan kondisi tetap kondusif.
“Polisi mengimbau masyarakat jangan terprovokasi dan jangan main hakim sendiri. Kalau ada isu atau kabar yang belum jelas, segera laporkan ke pihak berwenang,” tutup Kapolsek Barus.(GM)
